Bea Cukai Bantah Tuduhan KPK Terkait Ekspor Nikel ke China
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai membantah temuan KPK tentang dugaan penyelewengan ekspor 5,3 juta ton bijih nikel ke China, menegaskan bahwa perbedaan hanya terkait klasifikasi data.

Kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai saat memberikan penjelasan terkait ekspor nikel ke China
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan membantah tegas temuan KPK terkait dugaan penyelewengan pengiriman 5,3 juta ton bijih nikel ke China selama periode 2020-2023. Pihak Bea Cukai menegaskan bahwa perbedaan data tersebut hanya masalah klasifikasi komoditas antara kedua negara.
Perbedaan Klasifikasi Data Antara Dua Negara
Nirwala Dwi Heryanto, Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Bea Cukai, menjelaskan bahwa perbedaan data ini terkait dengan pengakuan komoditas, meski ore nikel memiliki kode harmonized system (HS) 26040000 yang berlaku secara internasional. Sejalan dengan upaya penegakan transparansi dalam perdagangan internasional, pihaknya telah meminta klarifikasi kepada otoritas Bea Cukai China.
Legalitas Dokumen Pengiriman
Pemerintah Indonesia telah melarang ekspor ore nikel sejak 2020 untuk mendorong hilirisasi dalam negeri. Nirwala menekankan bahwa pengiriman tersebut dilengkapi dokumen resmi dan laporan surveyor (LS), membantah dugaan penyelundupan yang sedang diselidiki KPK.
Respons KPK dan Pertanyaan yang Belum Terjawab
Dian Patria, Kepala Satuan Tugas Korsup Wilayah V KPK, mengungkapkan keheranannya atas penjelasan pemerintah. Ia mempertanyakan dasar perbedaan klasifikasi mengingat kedua negara adalah anggota World Trade Organization (WTO) yang seharusnya menggunakan standar klasifikasi yang sama.
"Itu artinya tanya Bea Cukai. Dia kan sama-sama World Trade Organization (WTO), kok bisa anda mengubah itu?" - Dian Patria, Kasatgas Korsup Wilayah V KPK
Ahmad Fadli
Ahmad Fadli adalah jurnalis yang menulis dengan semangat kebudayaan dan nilai-nilai luhur bangsa. Ia menyoroti dinamika sosial Indonesia dengan pandangan yang berakar pada kearifan Islam, sambil menjalin perspektif global yang selaras dengan dunia Muslim. Tulisannya mencerminkan perhatian terhadap harmoni sosial, etika publik, dan arah moral bangsa.