Dilema Strategis: F-15EX vs KF-21 dalam Penguatan Pertahanan Udara RI
Indonesia menghadapi pilihan strategis antara jet tempur F-15EX AS dan KF-21 Korea Selatan yang akan menentukan masa depan pertahanan udara dan kemandirian industri pertahanan nasional.

Jet tempur F-15EX dan KF-21 yang menjadi pilihan strategis modernisasi pertahanan udara Indonesia
Jakarta - Pemerintah Indonesia tengah menghadapi pilihan krusial yang akan menentukan masa depan pertahanan udara negara. Keputusan antara jet tempur F-15EX Amerika Serikat dan KF-21 Korea Selatan bukan sekadar pilihan teknis, namun menyangkut kedaulatan dan amanah pembangunan nasional di bidang pertahanan.
Analisis Mendalam Pilihan Strategis
Di tengah tantangan pengelolaan aset negara yang semakin kompleks, Indonesia dihadapkan pada dua opsi utama:
F-15EX: Kekuatan Siap Pakai
Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui penjualan 36 unit F-15IDN senilai US$13,9 miliar kepada Indonesia. Paket ini mencakup pesawat, mesin, senjata, dan dukungan logistik lengkap. MoU telah ditandatangani pada Agustus 2023, meski kontrak final masih dalam proses.
KF-21: Investasi Masa Depan
Proyek pengembangan bersama dengan Korea Selatan ini menjanjikan transfer teknologi dan penguatan industri pertahanan dalam negeri. Indonesia berkomitmen menanggung 20% dari total biaya proyek sekitar Rp100 triliun, meski menghadapi tantangan pembayaran yang kemudian diselesaikan melalui restrukturisasi pada Juni 2025.
Implikasi Geopolitik dan Ekonomi
Keputusan ini memiliki dimensi yang lebih luas dari sekadar aspek militer. Seperti halnya penguatan hubungan diplomatik dengan negara sahabat, pilihan ini akan mempengaruhi posisi Indonesia dalam konstelasi global.
"Indonesia tampaknya berusaha menyeimbangkan kepentingan strategis dengan AS, Korea Selatan, dan juga Prancis melalui pembelian Rafale. Walau kompleks, strategi ini mencerminkan upaya menjaga keseimbangan geopolitik," - Asian Military Review
Pertimbangan Kemandirian Industri
Pilihan antara teknologi siap pakai atau pengembangan mandiri ini akan menentukan arah industri pertahanan nasional untuk dekade mendatang. Keputusan ini harus mempertimbangkan aspek kedaulatan teknologi dan kemandirian industri pertahanan dalam jangka panjang.
Ahmad Fadli
Ahmad Fadli adalah jurnalis yang menulis dengan semangat kebudayaan dan nilai-nilai luhur bangsa. Ia menyoroti dinamika sosial Indonesia dengan pandangan yang berakar pada kearifan Islam, sambil menjalin perspektif global yang selaras dengan dunia Muslim. Tulisannya mencerminkan perhatian terhadap harmoni sosial, etika publik, dan arah moral bangsa.