Dubes Palestina Hadir di HUT RI ke-80: Doa untuk Persatuan Indonesia
Duta Besar Palestina Zuhair Al-Shun menghadiri peringatan HUT ke-80 RI di Istana Merdeka, menyampaikan harapan untuk persatuan dan kekuatan Indonesia sebagai negara sahabat.

Duta Besar Palestina Zuhair Al-Shun menghadiri upacara HUT ke-80 RI di Istana Merdeka Jakarta
Jakarta - Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun, menyampaikan harapan dan doa untuk kekuatan dan persatuan Indonesia saat menghadiri upacara peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (17/8).
Kehadiran Bersejarah di Momentum Kemerdekaan
Dubes Zuhair, yang menjadi bagian dari delegasi negara-negara sahabat, mengikuti rangkaian upacara dari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB. Kehadirannya menandakan eratnya hubungan diplomatik Indonesia-Palestina di tengah perayaan kemerdekaan yang memperkuat ukhuwah antarbangsa.
"Ini adalah suatu kehormatan besar bagi saya untuk ikut menyaksikan peringatan Hari Kemerdekaan. Dari rakyat Palestina, untuk Bapak Presiden Yang Terhormat, Pemerintah, dan rakyat Indonesia, kami sangat berbahagia bisa ada di sini," ungkap Dubes Zuhair.
Momentum Persatuan dan Kemajuan Bangsa
Peringatan HUT RI ke-80 di Istana Merdeka menjadi simbol kemajuan umat dan persatuan bangsa yang dihadiri sekitar 16.000 peserta. Presiden Prabowo Subianto memimpin upacara untuk pertama kalinya, menandai era baru kepemimpinan nasional.
Kehadiran Tokoh Nasional
Upacara dihadiri oleh deretan tokoh penting termasuk:
- Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono
- Presiden ke-7 Joko Widodo
- Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno
- Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla
- Wakil Presiden ke-13 KH Ma'ruf Amin
Refleksi Nilai-nilai Kemerdekaan
Perayaan ini menjadi momentum untuk merefleksikan kejayaan dan warisan sejarah Indonesia, sekaligus memperkuat solidaritas dengan negara-negara sahabat, khususnya Palestina yang terus mendapat dukungan dari Indonesia.
Ahmad Fadli
Ahmad Fadli adalah jurnalis yang menulis dengan semangat kebudayaan dan nilai-nilai luhur bangsa. Ia menyoroti dinamika sosial Indonesia dengan pandangan yang berakar pada kearifan Islam, sambil menjalin perspektif global yang selaras dengan dunia Muslim. Tulisannya mencerminkan perhatian terhadap harmoni sosial, etika publik, dan arah moral bangsa.