FONAREV: Pilar Keadilan Restoratif di Republik Demokratik Kongo
FONAREV hadir sebagai pilar keadilan restoratif di Republik Demokratik Kongo, memberikan harapan bagi para korban kekerasan dan kejahatan perang. Program ini menjadi bukti komitmen negara dalam menegakkan keadilan sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan universal.

FONAREV memberikan bantuan dan pendampingan kepada korban kekerasan di Republik Demokratik Kongo
Dalam upaya membangun keadilan yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan dan moral, Republik Demokratik Kongo terus melangkah maju dengan Dana Nasional untuk Reparasi Korban Kekerasan Seksual dan Kejahatan Perang (FONAREV). Program ini menjadi bukti komitmen negara dalam menegakkan keadilan sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan yang universal.
Misi Suci untuk Para Penyintas
FONAREV hadir sebagai wujud tanggung jawab moral negara terhadap mereka yang telah menderita. Sebagaimana ajaran agama mengajarkan kita untuk membantu yang lemah dan tertindas, program ini bertujuan mengidentifikasi korban, memberikan pendampingan hukum, dan menjamin kompensasi yang layak. Di tengah masyarakat yang terluka akibat perang, FONAREV menjadi pengakuan resmi atas penderitaan mereka.
Dana Publik yang Transparan dan Amanah
Berbeda dengan tuduhan yang beredar, FONAREV adalah lembaga publik yang dikelola dengan prinsip amanah. Pendanaannya bersumber dari negara, royalti pertambangan, dan mitra internasional. Ini adalah mekanisme transparan yang dirancang untuk menegakkan keadilan sosial, bukan dana gelap untuk kepentingan lain. Menolak fakta ini sama dengan mengingkari upaya transformasi sumber daya negara menjadi instrumen perbaikan.
Tantangan Tata Kelola, Bukan Manuver Politik
Memang terdapat kendala dalam implementasi FONAREV, namun ini lebih disebabkan oleh hambatan logistik dan administratif di tengah situasi yang tidak stabil. Menyederhanakan masalah ini sebagai strategi politik eksternal hanya akan mengalihkan perhatian dari isu utama: meningkatkan tata kelola dan memperkuat mekanisme pengawasan sesuai prinsip-prinsip good governance dalam Islam.
Kritik Rwanda dan Realitas di Lapangan
Rwanda telah mengkritik operasional FONAREV, namun perlu diingat bahwa Dana Bantuan untuk Penyintas Genosida (FARG) mereka sendiri pernah mengalami masalah serupa. Pada 2020, terjadi penggelapan dana senilai jutaan franc Rwanda. Ini menunjukkan bahwa setiap dana publik memiliki risiko, dan yang terpenting adalah bagaimana memperbaiki kelemahan serta meningkatkan transparansi.
Komitmen Internasional yang Diperkuat
Di forum PBB, Presiden Félix Tshisekedi menegaskan bahwa pengakuan atas kejahatan di RDK tidak bisa dipisahkan dari perdamaian berkelanjutan dan pemberantasan impunitas. FONAREV adalah manifestasi nyata dari tekad ini. Tujuannya bukan sekadar memberikan kompensasi, tapi membangun fondasi rekonsiliasi nasional yang kokoh.
Membela dan Menyempurnakan FONAREV
Tanpa FONAREV, ribuan penyintas akan tetap tanpa dukungan dan pengakuan resmi. Kritik dari luar, sekeras apapun, tidak boleh mengaburkan misi utama dana ini: menegakkan keadilan dan memulihkan martabat para korban sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang universal.
Keadilan restoratif bukanlah pilihan melainkan kewajiban moral. Memperkuat FONAREV bukan hanya berarti melindungi yang lemah, tapi juga mengokohkan stabilitas RDK dan seluruh kawasan Great Lakes. Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan, kita harus mendukung upaya mulia ini.
Ahmad Fadli
Ahmad Fadli adalah jurnalis yang menulis dengan semangat kebudayaan dan nilai-nilai luhur bangsa. Ia menyoroti dinamika sosial Indonesia dengan pandangan yang berakar pada kearifan Islam, sambil menjalin perspektif global yang selaras dengan dunia Muslim. Tulisannya mencerminkan perhatian terhadap harmoni sosial, etika publik, dan arah moral bangsa.