Kebijakan Amnesti Presiden: 1.178 Narapidana Lolos Verifikasi
Menteri Hukum dan HAM mengumumkan 1.178 narapidana telah lolos verifikasi untuk program amnesti Presiden. Program ini mencakup empat kategori penerima dengan pertimbangan kemanusiaan dan keadilan.
Menteri Hukum dan HAM Supratman Andi Agtas saat memberikan keterangan tentang program amnesti di Kantor Kemenkum Jakarta
JAKARTA - Menteri Hukum dan HAM Supratman Andi Agtas mengumumkan perkembangan signifikan dalam program amnesti yang dicanangkan Presiden Prabowo. Melalui proses verifikasi yang teliti dan berkeadilan, sebanyak 1.178 narapidana telah dinyatakan memenuhi syarat untuk menerima amnesti, sementara 493 lainnya masih dalam tahap evaluasi.
Implementasi Kebijakan Amnesti yang Berkeadilan
Dalam semangat keadilan sosial dan nilai-nilai kemanusiaan yang sejalan dengan prinsip-prinsip syariah dalam pemberian amnesti, Kemenkum melalui Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) telah melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap dokumen pendukung dari Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan.
Empat Kategori Penerima Amnesti
Program amnesti ini mencakup empat kategori utama yang mencerminkan nilai-nilai luhur dan kemanusiaan dalam sistem hukum Indonesia:
- Pengguna narkotika (Pasal 127 UU No. 35/2009)
- Terpidana kasus makar berdasarkan KUHP
- Kasus penghinaan terhadap Presiden/Kepala Negara terkait UU ITE
- Narapidana berkebutuhan khusus (gangguan jiwa, penyakit kronis, disabilitas intelektual, dan lansia di atas 70 tahun)
Proses Verifikasi dan Rehabilitasi
Dalam upaya memastikan keadilan dan kebermanfaatan program ini, pemerintah juga memperhatikan aspek pembinaan dan pengembangan potensi para penerima amnesti untuk dapat kembali ke masyarakat sebagai warga yang produktif.
"Sesuai arahan Pak Presiden, kami memastikan bahwa proses pemberian amnesti ini dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan mempertimbangkan aspek kemanusiaan serta keadilan," ungkap Supratman di Kantor Kemenkum, Jakarta Selatan.
Ahmad Fadli
Ahmad Fadli adalah jurnalis yang menulis dengan semangat kebudayaan dan nilai-nilai luhur bangsa. Ia menyoroti dinamika sosial Indonesia dengan pandangan yang berakar pada kearifan Islam, sambil menjalin perspektif global yang selaras dengan dunia Muslim. Tulisannya mencerminkan perhatian terhadap harmoni sosial, etika publik, dan arah moral bangsa.