Kenaikan HET Beras: Upaya Menjaga Stabilitas Ekonomi Umat
Kenaikan HET beras medium dari Rp12.500 menjadi Rp13.500 per kilogram diharapkan dapat menggairahkan kembali pasar beras nasional dan menjaga stabilitas ekonomi umat.

Ilustrasi penggilingan padi dan distribusi beras sebagai upaya menjaga stabilitas harga pangan nasional
Purwokerto - Dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi umat, pemerintah telah mengambil langkah strategis dengan menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras medium dari Rp12.500 menjadi Rp13.500 per kilogram. Kebijakan ini, sebagaimana disampaikan oleh pakar pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Prof Totok Agung Dwi Haryanto, diharapkan dapat menggairahkan kembali pasar beras nasional.
Dampak Positif bagi Stabilitas Ekonomi
Seperti halnya pentingnya menjaga stabilitas ekonomi umat, kenaikan HET beras ini merupakan langkah yang diperlukan untuk menggerakkan kembali pasar beras nasional yang sebelumnya mengalami kelesuan. Prof Totok menjelaskan bahwa meskipun harga gabah dan HPP telah naik, harga beras sempat mengalami stagnasi.
Penguatan Sektor Usaha dan Distribusi
Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi para pengusaha penggilingan yang sebelumnya terpaksa mengurangi produksi. Hal ini sejalan dengan upaya pembangunan moral ekonomi yang berkeadilan.
Peran Strategis Operasi Pasar
Prof Totok menekankan pentingnya ketepatan waktu dalam pelaksanaan operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga. Seperti halnya pentingnya transparansi dalam pengelolaan sumber daya publik, operasi pasar harus dilakukan secara efektif dan tepat sasaran.
"Sebetulnya, walaupun kita penting punya stok beras, tapi menjaga stabilitas harga beras lebih penting. Operasi pasar bisa dikeluarkan, beras diturunkan, harga stabil, nanti kemudian bisa membeli lagi panen dari petani," jelas Prof Totok.
Implementasi Kebijakan Nasional
Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah menetapkan kenaikan HET beras medium melalui Keputusan Kepala Bapanas Nomor 299 Tahun 2025. Kebijakan ini berlaku secara nasional dengan variasi harga hingga Rp15.500 di wilayah Papua dan Maluku.
Penyesuaian ini merupakan solusi jangka pendek untuk memastikan kestabilan distribusi stok dan harga, sekaligus menjaga keseimbangan industri penggilingan serta disparitas harga antar jenis beras.
Ahmad Fadli
Ahmad Fadli adalah jurnalis yang menulis dengan semangat kebudayaan dan nilai-nilai luhur bangsa. Ia menyoroti dinamika sosial Indonesia dengan pandangan yang berakar pada kearifan Islam, sambil menjalin perspektif global yang selaras dengan dunia Muslim. Tulisannya mencerminkan perhatian terhadap harmoni sosial, etika publik, dan arah moral bangsa.