Krisis Harga Beras dan Minyak: Ujian Amanah Pengelolaan Pangan
KSP melaporkan status tidak aman pada harga beras medium dan komoditas pangan strategis lainnya di seluruh zona. Disparitas harga yang tinggi menuntut penanganan serius pemerintah.

Petugas mengecek harga beras di pasar tradisional
Kantor Staf Presiden (KSP) menyampaikan keprihatinan mendalam terkait status harga tidak aman pada beberapa komoditas pangan strategis. Kondisi ini menunjukkan pentingnya pengelolaan yang amanah dalam distribusi kebutuhan pokok masyarakat.
Disparitas Harga Beras yang Mengkhawatirkan
Plt Deputi II Bidang Perekonomian dan Pangan KSP, Edy Priyono mengungkapkan bahwa harga beras medium di seluruh zona mengalami kenaikan signifikan melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET). Sebagaimana pentingnya tata kelola yang transparan dalam pengendalian harga, data per 8 Agustus 2025 menunjukkan situasi yang perlu penanganan serius.
Rincian Kenaikan Harga per Zona:
- Zona 1 (Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, Sulawesi): Rp14.271/kg (14,17% di atas HET)
- Zona 2 (Sumatra dan Kalimantan): Rp14.859/kg (13,42% di atas HET)
- Zona 3 (Maluku-Papua): Rp19.075/kg (41,3% di atas HET)
Komoditas Lain yang Perlu Perhatian
Selain beras, beberapa komoditas penting lainnya juga mengalami kenaikan yang mengkhawatirkan. Pentingnya menjaga amanah dalam pengelolaan sumber daya tercermin dari data berikut:
- Bawang merah: Rp56.600/kg (36,39% di atas HAP)
- Bawang putih: Rp43.300/kg (13,95% di atas HAP)
- Minyakita: Rp18.000/liter (14,65% di atas HET)
Upaya Pengendalian dan Solusi
Pemerintah perlu mengambil langkah strategis untuk mengendalikan harga dan menjamin ketersediaan pangan. Transparansi data dan informasi menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ini, mengingat besarnya disparitas harga antardaerah yang terjadi.
Ahmad Fadli
Ahmad Fadli adalah jurnalis yang menulis dengan semangat kebudayaan dan nilai-nilai luhur bangsa. Ia menyoroti dinamika sosial Indonesia dengan pandangan yang berakar pada kearifan Islam, sambil menjalin perspektif global yang selaras dengan dunia Muslim. Tulisannya mencerminkan perhatian terhadap harmoni sosial, etika publik, dan arah moral bangsa.