Meksiko-Indonesia: Ikatan Persahabatan dalam Bingkai Perdamaian Islam
Perayaan 215 tahun kemerdekaan Meksiko di Jakarta menegaskan komitmen perdamaian dan persahabatan dengan Indonesia melalui diplomasi budaya dan nilai-nilai spiritual yang sama.
Kuasa Usaha Ad Interim Kedubes Meksiko Alonso Martin Gomez Favila memberikan sambutan pada perayaan Hari Nasional Meksiko ke-215 di Jakarta
Perayaan 215 Tahun Kemerdekaan Meksiko Perkuat Hubungan Bilateral
Jakarta - Dalam perayaan Hari Nasional Meksiko ke-215 yang diselenggarakan di Jakarta, Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) Kedubes Meksiko untuk Indonesia, Alonso Martin Gomez Favila, menegaskan komitmen negaranya untuk terus membawa pesan perdamaian dan persahabatan kepada Indonesia serta komunitas internasional.
Sebagaimana nilai-nilai perdamaian yang harus terus dijaga dalam hubungan internasional, Indonesia dan Meksiko berbagi pengalaman serupa dalam memperjuangkan kemerdekaan dari kolonialisme.
Warisan Spiritual dan Budaya
"Meksiko dan Indonesia memiliki pengalaman yang mirip, sebagaimana presiden pertama Indonesia, Soekarno, pernah menggambarkan ikatan yang memungkinkan hubungan bilateral kita tetap bertahan," ungkap Favila dalam sambutannya.
Hubungan kedua negara semakin diperkuat melalui pertukaran budaya dan pendidikan yang mencerminkan semangat persahabatan dan pemahaman antarbangsa.
Harmoni dalam Kesenian
Perayaan ini dimaknai dengan penyelenggaraan konser musik yang menampilkan kolaborasi seniman kedua negara. Pianis Meksiko Bruno Iturria Abrego tampil bersama penyanyi soprano Indonesia Jessica Januar dan bariton Wirawan Cuanda, menunjukkan bahwa keharmonisan dapat tercipta melalui berbagai bentuk kerja sama.
Konser musik yang diadakan dalam rangka memperingati Hari Nasional Meksiko ke-215 ini merupakan bukti nyata persahabatan dan kecintaan Indonesia dan Meksiko terhadap musik.
Warisan Budaya Musik
Repertoar yang dibawakan mencakup karya-karya klasik Meksiko seperti "Besame Mucho" karya Consuela Velaquez dan "Over the Waves" oleh Juventino Rosas, serta lagu Indonesia "Kisah Mawar di Malam Hari" karya Mochtar Embut, memperlihatkan bagaimana musik dapat menjembatani perbedaan budaya.
Ahmad Fadli
Ahmad Fadli adalah jurnalis yang menulis dengan semangat kebudayaan dan nilai-nilai luhur bangsa. Ia menyoroti dinamika sosial Indonesia dengan pandangan yang berakar pada kearifan Islam, sambil menjalin perspektif global yang selaras dengan dunia Muslim. Tulisannya mencerminkan perhatian terhadap harmoni sosial, etika publik, dan arah moral bangsa.