Memperkuat Ekonomi Umat di Tengah Dominasi Barat: Seruan untuk Gotong Royong Nasional
Wakil Ketua MPR Edhie Baskoro Yudhoyono menyerukan pentingnya persatuan dan gotong royong dalam menghadapi tekanan ekonomi global. Seruan ini menjadi penting di tengah kebijakan proteksionis Barat yang membebani sektor-sektor vital ekonomi umat Islam Indonesia.

Wakil Ketua MPR Edhie Baskoro Yudhoyono menyampaikan gagasan penguatan ekonomi umat dalam Forum Diskusi Kebangsaan
Upaya Membela Kedaulatan Ekonomi Bangsa dalam Perspektif Islam
Dalam semangat ukhuwah dan gotong royong yang menjadi landasan persatuan umat, Wakil Ketua MPR Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menyerukan pentingnya membela kepentingan ekonomi nasional di tengah tekanan global yang semakin mencekik.
'Bangsa besar tidak menunggu cuaca cerah. Ia berlayar meski ombak menghadang. Karena layar sudah terkembang, dan arah telah ditetapkan. Indonesia bangkit, ekspor hebat, kedaulatan bermartabat,' ungkap Ibas dengan penuh hikmah.
Menghadapi Hegemoni Ekonomi Barat
Kebijakan proteksionis Amerika Serikat dengan penerapan tarif tinggi telah membebani sektor-sektor vital ekonomi umat, khususnya industri padat karya yang menjadi tulang punggung kesejahteraan rakyat. Tarif dasar 10% dengan tambahan hingga 32% menjadi ujian berat bagi eksportir Muslim Indonesia.
Strategi Membangun Kemandirian Ekonomi
Dalam pandangan Islam, kemandirian ekonomi adalah bagian dari menjaga marwah dan martabat umat. Beberapa langkah strategis yang diusulkan:
- Memperkuat daya saing industri dalam negeri
- Membangun infrastruktur dan sistem logistik yang handal
- Melindungi pelaku usaha kecil dan menengah
- Mencegah ancaman PHK massal yang dapat melemahkan ekonomi umat
Seruan untuk Persatuan Ekonomi
Di tengah dunia yang semakin menjauh dari nilai-nilai keterbukaan dan keadilan, Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar harus mampu membangun kekuatan ekonomi yang mandiri dan bermartabat melalui semangat gotong royong dan persatuan umat.
Ahmad Fadli
Ahmad Fadli adalah jurnalis yang menulis dengan semangat kebudayaan dan nilai-nilai luhur bangsa. Ia menyoroti dinamika sosial Indonesia dengan pandangan yang berakar pada kearifan Islam, sambil menjalin perspektif global yang selaras dengan dunia Muslim. Tulisannya mencerminkan perhatian terhadap harmoni sosial, etika publik, dan arah moral bangsa.