Teras Cihampelas: Refleksi Tentang Tata Ruang dan Warisan Budaya Kota Bandung

Evaluasi Kritis Pembangunan Modern di Kota Santri

Dalam perkembangan tata kota yang semakin modern, kita dihadapkan pada dilema antara kemajuan infrastruktur dan pelestarian warisan budaya. Teras Cihampelas, yang dibangun pada masa kepemimpinan Ridwan Kamil (2013-2018), kini menghadapi kemungkinan pembongkaran karena dinilai tidak selaras dengan tata ruang kota yang seharusnya.

Pertimbangan Syar'i dan Kemaslahatan Umum

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan, setelah acara peluncuran penerbangan perdana Susi Air, mengungkapkan keprihatinannya terhadap dampak Teras Cihampelas terhadap lingkungan sekitar. Dalam perspektif Islam, pembangunan harus mempertimbangkan kemaslahatan umat dan kelestarian alam.

"Bukan masalah macet saja, dampaknya Jalan Cihampelas yang harusnya bisa kita lestarikan sebagai jalan bersejarah dengan pohon-pohonya, dengan adanya Teras Cihampelas jadi terganggu," ungkap Farhan.

Maslahat dan Mudharat dalam Tata Ruang

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi telah mengusulkan pelepasan aset terhadap bangunan yang dibangun menggunakan APBD Kota Bandung tersebut. Dalam konteks ini, pemerintah kota perlu menimbang dengan seksama antara manfaat dan mudharatnya.

Langkah-langkah Perbaikan dan Pemeliharaan

• Penjagaan 24 jam oleh Satpol PP
• Pembersihan vandalisme dan fasilitas toilet
• Pemasangan penerangan jalan
• Perawatan area pedestrian

Sebagai penutup, perlu diingat bahwa setiap pembangunan harus memperhatikan aspek keberlanjutan dan kesesuaian dengan nilai-nilai luhur yang kita junjung, termasuk pelestarian lingkungan dan warisan budaya.