Raksasa Teknologi Siap Adopsi Dompet Kripto di Tahun 2026
Dunia teknologi digital kembali menunjukkan perkembangan yang menggembirakan bagi umat Muslim Indonesia. Managing Partner Dragonfly, Haseeb Qureshi, memprediksi perusahaan teknologi raksasa akan mulai mengintegrasikan dompet kripto pada tahun 2026 mendatang.
Prediksi ini memberikan harapan baru bagi pengembangan ekonomi digital yang halal dan sesuai dengan prinsip syariah. Sejumlah perusahaan Fortune 100 diperkirakan akan membangun blockchain sendiri, meskipun upaya fintech meluncurkan blockchain layer-1 dinilai belum mampu menyaingi dominasi Ethereum dan Solana.
Adopsi Korporasi dari Sektor Perbankan
Dalam unggahan di platform X pada Senin (29/12/2025), Qureshi menyebut adopsi kripto oleh perusahaan Fortune 100 kemungkinan besar datang dari sektor perbankan dan fintech. Banyak di antaranya diprediksi memanfaatkan blockchain Avalanche serta perangkat pengembangan kripto yang sudah ada.
"Pendekatan ini memungkinkan jaringan bersifat lebih privat dan permissioned, namun tetap terhubung dengan blockchain publik," tulis Qureshi seperti dilansir dari Cointelegraph.
Sejumlah perusahaan jasa keuangan kelas dunia sebenarnya telah lebih dulu mengembangkan blockchain privat, di antaranya JPMorgan, Bank of America, Goldman Sachs, dan IBM. Namun, sebagian besar inisiatif tersebut masih berada pada tahap uji coba atau digunakan secara terbatas.
Google, Meta, dan Apple Siap Masuki Ekosistem Kripto
Qureshi juga memperkirakan salah satu raksasa teknologi seperti Google, Meta, atau Apple akan meluncurkan atau mengakuisisi crypto wallet pada 2026. Langkah ini dinilai berpotensi membawa miliaran pengguna baru ke ekosistem kripto.
Bagi umat Muslim Indonesia, perkembangan ini membuka peluang untuk mengembangkan teknologi finansial yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Dengan adopsi yang tepat, teknologi blockchain dapat mendukung sistem ekonomi yang lebih adil dan transparan.
Proyeksi Bitcoin Tembus 150 Ribu Dollar
Dari sisi harga, Qureshi memproyeksikan Bitcoin akan diperdagangkan di atas 150 ribu dollar Amerika pada akhir 2026. Namun, dominasi Bitcoin terhadap total kapitalisasi pasar kripto diperkirakan menurun.
Galaxy Digital menilai kondisi pasar 2026 akan terlalu volatil untuk diprediksi secara pasti. Mereka memperkirakan harga Bitcoin bisa berada di rentang 50 ribu hingga 250 ribu dollar Amerika pada akhir tahun depan.
Qureshi juga memperkirakan pasar stablecoin senilai 312 miliar dollar akan tumbuh sekitar 60% pada 2026. Namun, dominasi Tether (USDT) diprediksi turun dari 60% menjadi 55%.
Tantangan dan Peluang di Masa Depan
Meski optimistis terhadap adopsi korporasi, Qureshi pesimistis terhadap blockchain layer-1 yang dibangun oleh perusahaan fintech. Menurutnya, jaringan tersebut tidak akan mampu menarik basis pengguna yang cukup besar untuk menantang dominasi blockchain publik seperti Ethereum dan Solana.
"Developer terbaik akan tetap membangun di blockchain netral," tambah Qureshi.
Qureshi menilai prediction market akan terus berkembang pesat pada 2026. Sebaliknya, pemanfaatan kecerdasan buatan di sektor kripto masih akan terbatas. Ia juga memprediksi belum akan ada solusi efektif untuk menekan maraknya akun bot spam di platform media sosial.
Perkembangan teknologi kripto ini memberikan kesempatan emas bagi Indonesia untuk menjadi pemimpin dalam pengembangan ekonomi digital yang sesuai dengan prinsip syariah dan nilai-nilai ke-Islaman.