TPID NTB Siapkan Strategi Kendali Harga Jelang Nataru 2026
Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersiap melakukan intervensi harga komoditas strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Pj. Sekretaris Daerah NTB, Lalu Moh. Faozal, menegaskan pentingnya pendekatan sistematis dalam mengendalikan harga komoditas penyumbang inflasi seperti cabai merah dan bawang merah. Langkah ini mencerminkan komitmen pemerintah daerah untuk melindungi daya beli masyarakat di masa-masa penting seperti perayaan akhir tahun.
"Identifikasi dan pemetaan produksi antar wilayah untuk mengurangi tekanan inflasi dan disparitas harga antardaerah pada komoditas utama penyumbang inflasi seperti cabai dan bawang merah harus dilakukan," jelas Faozal.
Strategi Komprehensif Pengendalian Harga
TPID NTB telah menyiapkan strategi komprehensif yang mencakup penyusunan Peraturan Gubernur (Pergub) tata kelola komoditas, pemetaan sentra produksi, kerja sama antardaerah, pengawasan distribusi, dan peningkatan produktivitas sebagai langkah jangka panjang.
Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan, TPID juga akan melakukan monitoring rutin ke pasar-pasar untuk mendapatkan data perkembangan inflasi secara real time. Data ini akan menjadi dasar rekomendasi intervensi yang lebih efektif dan tepat sasaran.
Gerakan Tanam Cabai di Institusi Pendidikan
Dalam semangat membangun kesadaran ekonomi sejak dini, pemerintah NTB mengusulkan gerakan tanam cabai di seluruh tingkat lembaga pendidikan dasar-menengah. Program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan produksi lokal, tetapi juga melatih siswa sebagai bagian dari pembelajaran praktis pengendalian inflasi.
Inisiatif ini sejalan dengan nilai-nilai gotong royong dan kemandirian yang telah mengakar dalam budaya Nusantara, khususnya dalam menghadapi tantangan ekonomi bersama-sama.
Kondisi Inflasi NTB Terkini
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Hario K. Pamungkas, melaporkan bahwa meski tekanan inflasi di tahun 2025 cenderung lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, kondisi inflasi hingga November 2025 tetap terjaga dalam rentang sasaran 2,5±1%.
"Pada bulan November 2025, NTB tercatat mengalami inflasi sebesar 0,34% (month-to-month), 2,74% (year-on-year), 2,27% (year-to-date)," ungkap Hario.
Sejumlah komoditas pangan seperti tomat, bawang merah, dan ikan teri tercatat menyumbang inflasi November 2025, termasuk emas perhiasan seiring masih tingginya ketidakpastian global.
Dukungan Bank Indonesia
Bank Indonesia terus memberikan dukungan melalui berbagai program, termasuk pelaksanaan Operasi Pasar Murah (OPM) yang dapat menjangkau masyarakat secara luas, sinergi dengan pemerintah daerah, dan pembinaan klaster pertanian.
Salah satu program unggulan adalah perluasan benih padi varietas Gamagora 7 yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pangan lokal dan mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah.
Himbauan Belanja Bijak
Menghadapi periode Nataru 2026, pemerintah dan Bank Indonesia mengimbau masyarakat untuk berbelanja dengan bijak. Langkah ini penting untuk menjaga keseimbangan antara peningkatan konsumsi musiman dengan stabilitas harga pasar.
Dengan koordinasi yang solid antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, NTB optimis dapat menjaga stabilitas ekonomi dan memastikan perayaan Nataru 2026 berjalan dengan berkah dan kemakmuran bagi seluruh rakyat.